Ahlan Wa Sahlan! ^^

Assalamu'alaykum warahmatullah, terimalah sapaan tulus yang datang dari hati ini, Saudaraku. semoga salam ini yang menjadi saksi kita kelak dalam perjalanan menuju syurgaNya. Menembus ruang dan waktu... di pertemuan sesungguhnya setelah kematian bersama Sang Teladan sepanjang masa Rasulullah sholallahu 'alayhi wasalam; di telaga Alkautsar.

Kamis, 09 Agustus 2012

(final) decision making!

bersabar yang sejati adalah
tetap maju
meskipun ada pilihan untuk mundur

tetap berada di jalur yang benar
meskipun ada pilihan
untuk mengambil jalan pintas

(anonim)
 


mungkin sekarang kita masih denial dengan apa yang telah kita putuskan.
terlepas dari apakan ada banyak intervensi dari MR maupun orangtua atas pilihan-pilihan hidup kita.
tetapi tsiqoh saja.
bukan karena tidak ada 'pilihan'
namun, boleh jadi justru inilah 'pilihanNya'
atas istikhoroh panjang kita


lalu tinggal waktunya
untuk tak bosan meminta
kebarokahan dari Allah semata.
atas pilihan-pilihan yang mungkin tak kita ketahui bersama

Ustaz Salim pernah berkisah,
'di jalan cinta para pejuang biarkan cinta berhenti pada titik ketaatan.
meloncati rasa suka dan tak suka.
melampaui batas cinta dan benci karena hikmah sejati tidak selalu terungkap di awal pagi..
karena sering kali kebodohan merabunkan kesan sesaat...

karena aku tahu,
menaatiMu dalam hal yang tak kusukai
adalah kepayahan, perjuangan, dan gelimang pahala
kerena seringkali ketidaksukaanku,
hanyalah bagian dari ketidaktahuanku

toh, cinta bisa diupayakan to?!

mungkin...
tidak memulakannya dengan dengan 'jatuh'
tetapi boleh jadi
'bangun' punya kejutan-kejutan yang lain.


Ramadhan 21th
dalam penjagaan menuju Mitsaqon Ghalizho
(Yaa Hafiiz, keep us on the right track until in Jannah. aamiin)

Senin, 05 Maret 2012

Be My Wife!

beberapa waktu yang lalu, tiba2 kepikiran mau nonton Lost In Love, sequel filmnya Eifel I'm in Love, ternyata lumayan juga filmnya. Meskipun temanya ABG jaman sekarang banget. As a penikmat Indonesian Movies (ga semuanya sih), ini film cukup menghibur. terlebih ni film juga menggunakan 3 bahasa; Indonesia, Inggris, dan Prancis. Pake ada sub-title-nya juga lagi! haha..
musik yang dibuat untuk sound track-nya juga bagus. semua soundtracknya dibuat sama Tangga. grup musik campuran (Eh! kayak badminton aja) yang masih eksis dan bertahan belantara musik Indonesia.. arasement lagunya juga Ok! liriknya juga based on script banget.  jadi bisa ngerasain chemistry yang ada di filmnya lewat lagu. Nah, salah satu lagu yang cukup kuat menggambarkan tentang perasaannya si Adit kepada Tita ini, judulnya Be My Wife. Lagu ini, bukan judulnya saja yang menggunakan bahasa Inggris (bukan seperti kebanyakan judul lagu grup musik di Korea Selatan sana), semua liriknya ditulis dengan bahasa Inggris. lumayan asik dan bikin ngantuk, haha..
anyway, dari pada saya berceloteh panjang lebar ga ada ujungnya. lebih baik langsung cek aja deh liriknya. siapa tau dari yang pernah baca tulisan ini ada yang berkenan untuk meminta kepada calon suami-nya kelak untuk melamarnya dengan menggunakan lagu ini... atau malah minta mahar berupa "Seperangkat alat sholat dan lagu Be Me Wife".. hiyaaah! Well, it's goes like this..



Damn why it's so hard to say
Secret feelings locked away
Heaven knows I've always felt so much
For you

I'm not that romantic
Even worse I'm sarcastic sometimes
And now it's time I tell you this
What's always been my only wish

Reff :
Eventhough I'm no spiderman or superman
I'll be the one who guards you
Night and day and trust me
I don't need no spiderweb or laser eyes
Cause you're giving me
The strength to say
Share you life and be my wife

Damn why so hard for me to say
Secret feelings locked away
Heaven knows I've always felt this much
For you
I'm not that romantic

Even worse I'm sarcastic sometimes
And now it's time I tell you this
What's always been my one
and only wish

Bridge :
Can't believe what I heard
It's so beautiful filled in my soul
Please tell me that I'm not dreamin
Will you be my wife... Baby...?


Note:
Kalau kejadian beneran (dilamar pakai lagu ini atau minta mahar pakai lagu ini).. kasih tau saya ya! Mercy :D

Rabu, 29 Februari 2012

Khadijjah binti Khuwailid

Tulisan ini adalah resume dari sebuah buku. Dibuat sekitar 4 tahun yang lalu. Saat masih merasakan kebersamaan yang indah bersama Bunga Mujahiddah.. tempat 'pemberhentian sejenak' yang tiada tergantikan. Begitu pula kenangan yang pernah ada padanya. Juga pada tulisan ini dan sosok Khadijjah binti Khuwailid cinta tiada akhir Sang Nabi...
~*****~
 
Ia adalah Khadijjah binti Khuwailid ibnu Asad Abdil Uzza ibnu Qushay. Persis di Qushay, kakeknya yang keempat, nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah. Ibu Khadijjah bernama Fathimah binti Zaidah. Nenek Kahdijjah dari pihak ibu bernama Halah binti Abdu Manaf. Abdu Manaf adalah kakek ketiga Rasulullah. Jadi, dari pihak ayah mapun ibu Rasulullah dan Khadijjah memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.
Ayah Khadijjah, Khuwailid, terkenal sebagai lelaki yang cerdas, kaya, terhormat, berakhlak mulia, jujur dan terpercaya. Khadijah juga memiliki saudara sepupu yang bernama Waraqah ibnu Naufal ibnu Asad, salah satu dari empat orang Arab yang menolak penyembahan berhala oleh kaum Quraisy.
Khadijah larih limabelas tahun sebelum Rasulullah lahir. Khadijah muda adalah seorang gadis cantik berperilaku baik. Suami pertamanya adalah Abu Halah an-Nabbasy ibnu Zurarah at-Taymi. Pernikahan itu berakhir ketika Abu Halah wafat meinggalkan dua anak laki-laki Hindun dan Halah.
Khadijjah kemudian menikah lagi dengan Athiq ibnu Aid al-Makhzumi. Dari suaminya yang kedua ini Khadijjah mendapatkan anak perempuan bernama Hindun. Keturunan Khadijjah dari pernikahan keduanya ini tinggal di Madinah dan sering disebut sebagai bani Thahirah yang berarti keturunan wanita suci.
Pada masa jahiliyyah, Khadijah diberi gelar Thahirah atau wanita yang suci. Setelah pernah dua kali menikah, banyak lelaki yang mencoba meminangnya dengan menawarkan sejumlah harta dalam jumlah besar sebagai maskawin, tetapi Khadijah menolak semua pinangan tersebut dan lebih memilih mengasuh anak-anaknya dan mengelola perdangannya.

Pertemuan Agung antara Khadijah binti Khuwaillid dengan Muhammad bin Abdullah
Khadijah bertemu Rasulullah ketika ia ingin menginginkan kafilah datang ke negeri Syam yang akan memperdagangkan barang dagangannya. Saat itu masyarakat Mekah sedang ramai membicarakan Muhammad bin Abdullah atas kejujuran dan keluhuran budinya ditengah teman-teman sebayanya yang sibuk berfoya-foya.
Khadijah pun kemudian memanggil Rasulullah untuk berbincang. Pada pertemuan kali itu Khadijah melihat bahwa Muhammad bin Abdullah adalah seseorang yang baik, cerdas, dan menawan baik secara fisik maupun akhlaqnya. Khadijah mulai jatuh hati pada Rasulullah ketika ia mendengar cerita tentang Muhammad bin Abdullah dari Maysarah dan sepupunya yang seorang nasrani Waraqah bin Naufal. Ia tahu bahwa cinta yang tumbuh dalam hatinya adalah perasaan yang wajar bagi wanita mulia yang mendambakan seorang pendamping hidup yang dapat dipercaya. Akan tetapi Khadijah sempat ragu. Pantaskah ia menikah dengan Muhammad?
Dalam tradisi Arab wanita hanya diperbolehkan menunggu lamaran dari laki-laki. Namun karena pengalamannya dalam dunia bisnis dan keteguhan serta inisiatif yang ia pahami sebagai kunci keberhasilan, ia pun kemudian meminang Muhammad bin Abdullah, dengan menggunakan siasat. Ia mengirim Nafisah binti Umayyah yang masih kerabat dekat Muhammad dan menasehati –seperti seorang ibu kepada anaknya- Muhammad akan pentingnya menikah.
Dengan meminang Muhammad, sebenarnya Khadijah telah menciptakan sebuah tradisi yang memihak dan menghormati wanita. Jika wanita berhak mengatur urusan-urusanya sendiri, mengapa tidak boleh memiliki seorang laki-laki untuk menjadi pendamping hidupnya kelak dan ayah bagi anak-anaknya? Terlebih Khadijah sendiri-lah yang kemudian mengungkapkan secara langsung pinagannya. Hal ini menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi sekaligus keberanian menuntut hak dan menyampaikan aspirasi tanpa perantara. Adapun perkataan Khadijah ketika melamar Muhammad adalah:
“Wahai anak pamanku, aku berhasrat untuk menikah denganmu atas dasar kekerabatan, kedudukanmu yang mulia, akhakmu yang baik, integritas moralmu, dan kejujuran perkataanmu.”
Muhammad menerimanya dengan didampingi oleh Bani Hasyim yang dipimpin oleh Abu Thalib dan Hamzah, juga hadir bani Mudhar, sedang Khadijjah didampingi oleh bani Asad yang dipimpin oleh Amr ibnu Asad. Dengan Abu Tahlib dan Amr ibnu Asad yang memberikan tausyiah pernikahan.
Pernikahan itu dilaksanakan pada 2 bulan lebih 15 hari setelah Rasulullah kembali dengan banyak laba berlipat ganda dari Syam. Mahar yang diberikan kepada Khadijah berupa 20 ekor unta merah. Usian Muhammad pada saat itu adalah 25 sedangkan usian Khadijah pada saat itu 40 tahun. 
   
Khadijah: Sahabat, Ibu dan Istri yang Menyejukkan
Peristiwa yang mengharukan sepanjang sejarah Kenabian Rasulullah adalah memang ketika Khadijah adalah orang pertama dan satu-satunya yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Belum lagi ketika pra-masa kenabian, mendekati Ramadhan Muhammad di datangi oleh Jibril dengan manampakkan diri secara langsung pada Muhammad. Muhammad yang ketakutan langsung berlari pulang kerumah dan menemui istrinya tercinta, menceritaka peristiwa yang baru saja ia lihat tadi. Khadijah, istri yang sholelah ia kemudian menghibur hati suaminya yang sedang dilanda kegundahan. Juga ketika Muhammad kembali ketempat penyendiriannya, ia mendengar suara-suara gaib memanggilnya, sering juga ketika Muhammad sedang berjalan di malam hari ia seakan diterangi cahaya. Dari sekian peristiwa yang terjadi itu Muhammad sangat bingung dan merasa bahwa ia menyadari akan tanda-tanda kegilaan, namun sekali lagi Khadijah menguatkannya dengan perkataannya yang lembut, “Allah tidak akan pernah melakukan hal itu kepadamu, Wahai putera Abdullah.” Demikianlah Khadijah berusaha menghibur dan menenangkannya.
Peristiwa seperti itu terus saja dialami oleh Muhammad hingga datang bulan Ramadhan, tahun kelima Ka’bah direnovasi. Muhammad yang sedang berdiam diri di Gua Hiro didatangi oleh Jibril kembali dan kali ini jibril datang dengan berita gembira untuk seluruh umat manusia yang dibawa olehnya dari Allah dan hingga menjadikannya serta mengangkatnya menjadi Rasul.  Ketika wahyu itu turun Muhammad yang luarbiasa takut pulang dengan wajah dan tubuh yang tegang dan gemetar. Rasulullah kemudian meminta Khadijah menyelimutinya, Khadijah menyelimutinya dengan tetap menghibur dan menguatkannya serta menungguinya hingga ia terlelap.
Ketika Muhammad kemudian diangkat menjadi Rasul, Khadijah berperan penting dalam menghilangkan keraguan dan ketakutan diri Muhammad. Khadijah pula yang pertama kali beriman dan mempercayainya. Ditengah kerasnya intimidasi dan pertentangan dari kaum Quraisy kepada Rasulullah, Khadijah juga dengan setia mendampinginya dan membelanya. Benarlah pernyataan bahwa “Muhammad tidak pernah menerima pengingkaran dan pendustaan yang menyakitkan hari kecuali Allah menginginkannya melalui Khadijjah.”

Wanita Mulia sepanjang Masa di Dunia dan Akhirat
Perjuangan seorang istri yang sangat patuh terhadap suaminya melahirkan banyak keberkahan dan segala kebaikan yang ditujukan kepada Khadijah hingga Allah pun menghormati Khadijah. Di kisahkan suatu hari, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan berkata “Wahai Muhammad, sebentar lagi Khadijah akan datang membawakan makanan dan minuman untukmu. Kalau ia datang sampaikan salam dari Allah dan dariku.” Cara Khadijah menjawab salam itupun menggambarkan keluasan pandangan dan kedalaman perasaan. Jawaban yang mengandung pengagungan kepada Allah, doa agar Allah menganugerahkan kedamaian dan keselamatan serta salam untuk Jibril yang telah menyampaikan salam dari Allah. Khadijah berkata “Allah-lah pemelihara kedamaian dan sumber dari segala kedamaian. Salamku untuk Jibril.”
Rasulullah juga pernah bersabda, “Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tidak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana.” Allah juga memberikan sebuah keistimewaan kepada Khadijah. Hanya darinyalah anak keturunan Rasulullah berasal.

Cinta Sejati yang Tak ‘Kan Terlupakan
Peran itu berjalan selama sepuluh tahun, hingga Khadijah meninggal pada usia 65 tahun. Kekutan fisik dan kecantikan Khadijah mungkin saja bisa pudar dan menghilang namun tidak akan pernah berubah dalam diri Khadijah yaitu kekkuatan spiritual dan kejernihan cintanya. Ia akan selalu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sebabnya hingga tidak ada yang dapat menggantikan posisi Khadijah di hati Muhammad.
Hal itu pulalah yang sering membuat ‘Aisyah menjadi sangat cemburu terhadap Khadijah. ‘Aisyah dalam suatu riwayat bercerita
“Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihanya, tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata pada Rasululla ‘Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah.’ Rasulullah kemudian menjawab ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan darinya lah aku memperoleh keturunan.’”
Pada saat lain ketika ‘Aisyah sedang cemburu kepada Khadijah, Rasulullah pernah berkata, “Aku dikaruniai rasa cinta oleh Allah yang mendalam kepadanya.”
Dalam sebuah riwayat lain, ‘Aisyah juga mengisahkan “Rasulullah tidak pernah keluar rumah tanpa menyebut dan memuji Khadijah. Hal itu membuatku cemburu. Ku katakan ‘Bukankah dia hanya seorang wanita tua renta dan engkau telah diberikan pengganti yang lebih baik darinya?’ mendengar itu Rasulullah kemudian murka hingga bergetar bagian depan rambutnya. Kemudian beliau bersabda ‘Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia memberikan aku harta pada saat semua orang enggan member, dan darinyalah aku memperoleh keturunan-sesuatu yang tidak pernah ku peroleh dari istri-istriku yang lain.’ Maka aku berjanji pada diriku untuk tidak mengatakan yang buruk lagi tentang Khadijah.”
Salah satu contoh gamblang bahwa betapa Khadijah sangat berarti di hati Rasulullah adalah ketika fathul Makkah (pembebasan Mekah), Rasulullah menunjuk Zuabir ibnu Awwan untuk memimpin sekelompok pasukan muhajirin dan anshor. Beliau memberikan panji pasukan dan memerintahkan Zubair untuk menancapkannya di Hujun, sebuah dataran tinggi di Mekkah. Beliau berpesan “Jangan tinggalkan tempat engkau tancapkan panji ini hingga aku mendatangimu.”
Sampai di Hujun, Abbas ibnu Abdil Mutholib berkata pada Zubair, “Wahai Zubair disinilah Rasulullah memintamu memancangkan panji pasukan.”
Di Hujun itulah, di dataran tinggi itu terletak makam Khadijah binti Khuwaillid. Tempat itu yang dipilih oleh Rasulullah sebagai pusat komando dan pengawasan pasukan islam pada perang pembebasan Mekah. Dari sana pulalah Rasulullah memasuki kota Mekah, pada hari kaum muslimin berhasil mengalahkan kaum kafir Quraisy, ketika orang-orang memeluk islam secara berbondong-bondong, ketika agama tauhid menghancurkan kemusyrikan. Pada hari yang bersjarah itu, Ka’bah dan masjidil Haram dibersihkan dari berhala-berhala. Saat itu pula Rasulullah membacakan ayat yang berbunyi:
dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.“(Al-Isra:81)